Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

WITA

WITA

About

Selasa, 10 Juli 2012

Kisah Lelaki dengan tumor Payudara

Sejak anak-anak hingg enjelang usia akil balig aku menjalani hidup di desa sebagaimana anak-anak desa lainnya yang penuh keceriaan dan sangat akrab dengan alam, hampir setiap ada kesempatan  aku dan kawan-kawan bermain di sungai, hutan dan pesawahan. Setelah menyelesaikan pendidikan di madrasah ibtidaiyah aku melanjutkan ke madrasah tsanawiyah, seiring waktu akupun mulai memasuki masa pubertas awal / akil balig yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik dan perubahan suara. Mulai saat itu pada payudaraku seperti membesar karena ada semacam benjolan, orang-orang di kampungku menyebutnya sebagai kabingkilan yakni membesarnya payudara sebagai awal masa akil balig yang biasanya benjolan itu akan hilang dengan sendirinya.
Waktu pun berlalu, tetapi pada payudaraku bagian kanan benjolan itu tetap ada dan kalau tubuh dalam keadaan dingin (misalnya sehabis mandi) benjolan itu seakan hilang tetapi pada saat suhu tubuh normal benjolan itu terlihat lagi. Aku menjadi minder dibuatnya dan malu jika membuka baju.
Agar benjolan itu tetap tenggelam aku seringkali mengolesinya dengan es namun kembali setelah cuaca panas payudaraku menjadi bengkak. Aku pernah membawanya ke dokter yang sedang ada kunjungan ke puskesmas pembantu yang ada di desa, sang dokter mendiagnosa hal itu sebagai akibat kencing tidak lancar, lalu aku diberi obat tablet. Tidak ada perubahan apapun, keadaan seperti ini tetap berlanjut ing ku menyelesaikan kuliah Diploma 2 di IAIN Antasari pada tahun 1994.
Sekitar tahun 1995 aku pernah mengunjungi seorang dokter praktek (swasta), setelah kuutarakan masalahku, dia membuka bajuku dan meraba-raba payudaraku dan spontan berkata Wah ini sih penyakit gynekomastia namanya, ini nggak ada obatnya selain dioperasi! . Mendengar itu mentalku langsung down, aku gak bisa membayangkan akan dioperasi, selain ketakutan menjalani proses operasinya aku juga tidak punya uang cukup.
Meski setengah putus asa aku tetap berusaha mencari tatamba untuk penyakitku agar tidak sampai dioperasi, dari minum berbagai ramuan daun-daunan, akar-akaran (lungsur) di antaranya pohon benalu, mahkota dewa dan sebagainya. Aku juga meminta bantuan orang-orang pintar untuk mengobati penyakitku.
Waktu terus berjalan, hingga sekitar tahun 2007-2009 aku sering browsing ke toko-toko herbal online untuk mencari dan berbelanja secara online obat-obatan herbal seperti, sari buah merah, keladi tikus, habbatussauda dan sebagainya yang berkhasiat menyembuhkan kanker, bahkan obat-obatan dari China yang dijual secara MLM juga ku konsumsi dengan harapan bisa sembuh total. Memang sedikit  ada perubahan namun karena kadang terhenti (karena tidak ada uang untuk mengkonsumsi secara terus menerus) akhirnya benjolan yang semula agak mengecil kembali membesar.
Menjelang akhir tahun 2009, payudaraku semakin meradang dan intensitas nyeri yang meningkat secara signifikan memaksa aku memberanikan diri memeriksakan diri ke dokter bedah. Sama seperti dokter yang terdahulu, dia langsung memvonis bahwa kalau mau hilang satu-satunya jalan harus dioperasi. Aku pasrah, dan bersedia mengikuti semua prosedur hingga pada bulan Nopember 2009 aku menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brigjen H. Hassan Basry Kandangan. Operasi yang dipimpin oleh dr. Wahyu Wardhana, S.Pb berjalan lancar dan berhasil mengangkat tumor yang selama ini menggerogoti payudaraku berupa gumpalan daging bercampur lemak.
Menurut salah seorang dokter, ada kemungkinan penyakit tersebut merupakan efek samping dari penggunaan obat maag yang terlalu lama, aku ingat bahwa dulunya aku sering mengkonsumsi obat maag, karena sehabis makan buah asam buluh, kuini, hambawang dan sejenisnya (dulu di kampungku banyak sekali pohon-pohon asam) perutku merasa mual lalu aku atasi dengan mengunyah obat maag.
Atas saran dokter tumor yang sudah diangkat tersebut dibawa ke laboratorium di Banjarbaru untuk dimintakan PA-nya, setelah beberapa waktu diperoleh hasil bahwa penyakitku itu termasuk tumor jinak, alhamdulillah.
Setelah beberapa kali kontrol ke dokter yang mengoperasi dan benang jahitan sudah dilepas, akhirnya aku bisa beraktifitas seperti biasa meskipun belum berani melakukan pekerjaan berat seperti mengangkat beban yang berat karena masih dalam proses pemulihan.
Aku sangat berterima kasih kepada pihak RSUD Brigjen H. Hasan Basry terutama Tim Dokter yang dipimpin dr. Wahyu Wardhana, S.Pb yang menangani operasi pengangkatan tumorku serta semua perawat dan paramedis yang melayani aku selama dirawat di RSUD Brigjen H. Hasan Basry Kandangan. Ucapan terima kasih juga aku sampaikan kepada PT. Askes Cab. Hulu Sungai Selatan, semoga segala amal baik mereka diganjar dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya rabbal alamin.

0 komentar:

Posting Komentar